Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Mulia Seorang Wanita
Saya yang sekarang bukanlah saya yang dulu, saya yang sekarang adalah wanita yang pagi-pagi sudah sibuk dengan pisau,penggorengan,sayur,lauk,bumbu-bumbu di dapur. Mesin cuci dinyalakan, kompor pun menyala. Semua dilakukan setiap hari dengan ritme yang hampir sama. Kemana gelar sarjanaku? kemana karir pekerjaanku? semua sudah kutanam dalam hati, biarkan anak-anakku yang memanfaatkannya kelak. Itulah pemikiran saya sekarang. Memperdalam ilmu agama merubah pandangan saya tentang profesi sebagai ibu rumah tangga. Alhamdulillah…
Saya bangga menjadi ibu rumah tangga karena seorang ibu rumah tangga memiliki jabatan yang lebih kompleks dan tinggi dari apapun. Kita adalah sang manager keuangan yang harus pintar mengatur anggaran rumah tangga, kita juga sebagai chef profesional yang harus bisa mengolah makanan terbaik untuk keluarga serta tentunya menjadi ahli gizi untuk kebutuhan nutrisi anak-anak dan suami. Jabatan seorang psikologi pun tak lepas ada didalam diri seorang ibu rumah tangga. Seorang ibu harus bisa menjadi teman/lawan bicara, menjadi motivator bagi anggota keluarganya. Tak jarang jika ada yang sakit, ibu lah yang menjadi dokternya. Dengan penuh cinta merawat tanpa bayaran sepeserpun. Seorang ibu haruslah berilmu tinggi karena ibu adalah role model untuk anak-anaknya
Banyak cibiran tentunya yang saya dapatkan tentang alih profesi saya terutama dari keluarga besar seperti uak,tante dll. Cara pandang mereka masih sama seperti cara pandang saya dulu, dimana jabatan diatas segala-galanya. Hanya tarikan nafas dan senyum yang terpancar jika semua sedang menasehati saya untuk bekerja di kantoran lagi. Mereka tidak tau apa yang ada didalam hati saya, saya hanya ingin menjalankan kodrat saya seutuhnya sebagai istri, ibu dan wanita tentunya. Tak ingin terus menerus menyusahkan orang tua yang harus mengurus cucu disaat saya bekerja,dimana seharusnya sudah waktunya bagi mereka beribadah dengan tenang dimasa tua, beristirahat tanpa harus memikirkan masalah merawat anak-anak lagi. Saya pun bukan tipe yang percaya pengasuhan oleh baby sitter/sejenisnya, kalaupun saya membutuhkan jasa mereka bukanlah untuk masalah pengasuhan. Anakku adalah anakku, yang terlahir dari rahimku, bukan anak nenek atau anak mba yang sering saya dengar istilahnya seperti itu.
Awalnya memutuskan menjadi ibu rumah tangga adalah tanpa kesengajaan, semua bermula saat hamil saya menderita mabok yang berkepanjangan ditambah tekanan pekerjaan yang bertubi-tubi. Khawatir kandungan saya nantinya bermasalah maka di usia kandungan 6 bulan saya memutuskan untuk resigned,lega rasanya…nanti kalau udah melahirkan baru kerja lagi,begitu pikirku. Oke, melahirkan sudah terlewati datanglah masa menyusui. Ingin memberikan yang terbaik untuk anak tentunya harus ASI. Alhamdulillah selama 2 tahun kuberikan hak anakku tersebut,seiring waktu berjalan pikiran untuk kembali bekerja sama sekali tak terlintas. Hari-hari dilalui dengan kesibukan memenuhi kebutuhan si kecil, rasa cinta yang begitu besar mengalahkan segalanya, terlebih lagi suami yang awalnya memang melarang saya untuk kembali bekerja di kantor.
Gejolak kembali datang ketika ibuku sendiri meminta untuk saya aktif bekerja kembali,alasannya sangat masuk akal yaa untuk kedepannya nanti. Menjerit rasanya hati ini ternyata ibu saya sendiri ingin anaknya bekerja. Pelan-pelan saya sampaikan niat saya akan bekerja tapi tidak dikantor orang lain melainkan dikantorku sendiri kelak, karena saya tak ingin jauh dari anak dan tetap bisa mengontrol rumah tangga sebaik-baiknya. Alasan itu cukup masuk di akal ibuku, Alhamdulillah…saya hanya berdoa “‘ya allah jika dengan cara saya menaati perintah suami untuk tidak bekerja lagi di kantor bisa mendapatkan pahala maka kupersembahkan pahalaku itu untuk ibuku, dan jika dengan cara saya menaati suami kau jaminkan surga bagiku, demiMu ya allah..kupersembahkan surga itu untuk ibuku sayang” hanya itu yang bisa saya lakukan, karena saya seorang ibu dan saya tau perasaan ibuku sendiri terhadap anaknya. Semoga Allah meridhoi maksud saya. Amiin
Category: LifeStyle
0 comments