Kebiasaan Unik Biker Pengendara Motor

Kebiasaan Unik Biker Pengendara Motor

Unknown | 9:33 PM | 0 comments
Biker Pengendara Motor
Dari sekedar iseng melototin kendaraan yang melintas, saya jadi tahu, ternyata ada kebiasaan-kebiasaan unik orang yang berkendara motor. Kadang bikin saya senyum dan tertawa (tentu saja tengak-tengok kiri kanan dulu). Nanti kalau dilihat orang, dikira sakit jiwa. Berabe kan?

Nah, apa saja kebiasaan unik pengendara motor yang terekam dalam pengamatan saya itu? Let’s check it out…

Bagi cewek modis, helm nggak penting. Yang paling utama adalah sunglasses dengan ukuran lensa segede pantat botol Anker Bir 500 ml. Wowww! Helm hanya merusak penampilan, kalau dipakai malah mirip tukang ojek. Tapi kalau pakai sunglasses, kan bisa 11-12 sama Victoria Beckham

Sebagian pengendara, helm tetap dipakai, tetapi talinya tidak dikaitkan di leher di bawah dagu. Nggak tahu kenapa, padahal mengaitkan tali helm itu penting menurut saya, sama pentingnya dengan memasang seat belt saat mengendarai mobil. Kemungkinan buruk bisa saja terjadi di jalan raya. Kalau bukan kita yang menabrak, bisa jadi kita yang ditabrak. Helm yang sekedar nangkring di kepala gampang terlepas saat kita terhempas. Jadi apa gunanya pakai helm kalau tali pengikat tidak dipasang? Aneh kan?

Ada lagi yang bawa helm, tapi cuma digantung di motor. Nah, ini saya tahu nih kenapa. Bagi mereka helm hanya sekadar penghambat tanya bila ketemu polisi. Bukan untuk fitur keselamatan. Nanti kalau ada polisi, tinggal dipasang aja. Nanti kalau sudah aman, dilepas lagi.

Pengendara yang ngomong sendiri belum tentu gila. Bisa jadi sedang menelpon, dengan cara HP diselipkan antara telinga dan helm. Udah deh, asyik tuh ngobras pakai HP.

Ada lagi pengendara nekat. Berkendara sambil ber SMS, atau bersosmed ria. Tatapan mereka lebih fokus ke layar HP dari pada ke jalan. Seakan-akan SMS lebih penting daripada nyawa. Bagaimana kalau tiba-tiba-tiba ada lubang di depan, atau disenggol pengendara lain. Bisakah dengan refleks menghindarinya? Ah, paling-paling yang terdengar hanyalah sumpah serapah menyalahkan orang.

Bagi yang kebetulan ketemu teman yang juga lagi berkendara, tak masalah. Curcol bisa kok sembari berkendara. Jalan bergandengan tak peduli pengendara lain di belakangnya. Asyik banget kayaknya.

Terus ada lagi, berkendara sambil makan cemilan. Bisa makan gorengan, martabak, atau apa kek. Wah, nikmat banget. Mungkin bagi mereka ini kalau berhenti dulu, takut ada yang minta, jadi makannya sembari berkendara. Habis makan, plastik atau pembungkusnya tinggal dibuang di tengah jalan. Praktis kan?

Bagi sebagian lagi, punya dua kaca spion mungkin terasa tabu. Ngapain juga punya kaca spion ngangkang seperti lagi berdoa? Nggak asyik! Mending dicopot dua-duanya. Soal leher jadi pegel tengok kiri kanan saat memotong jalan, urusan belakangan. Kalau ditanya kenapa nggak pakai kaca spion bisa jadi jawabnya, masalah buat lo?

Pengendara yang takut kulitnya belang atau masuk angin, pakai jaketnya pasti terbalik. Bagian punggung jaket jadi di depan, dan bagian depan jaket jadi di belakang. Jadi lucu kelihatannya.

Ada lagi nih yang bikin geli yaitu orang yang lagi kasmaran. Gila! Duduknya rapat banget. Dada si cewek sampai nemplok di punggung cowoknya. Abis itu pelukannya juga nggak kira-kira, seakan-akan takut terpelanting ke jalan raya. padahal laju motonya paling 20 km/ jam. Tapi pelukannya itu seakan-akan motor berkecepatan 100 km/ jam. Sirik? Enggak sih! Cuma ketawa aja! Orang laki bini nggak gitu-gitu amat. Pasti ada jarak antara keduanya.

Ya, begitulah kebiasaan unik pengendara motor. Emang nggak semuanya begitu. Banyak juga yang berkendara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tapi itu nggak perlu dibahas, karena sudah lazim. Tapi yang bikin saya heran kenapa ya, kalau cewek naik motor, kedua pahanya merapat, sedangkan cowok malah ngangkang? Ada yang tahu?

cerita berawal dari sini "Kalau sudah didera homesick, saya paling suka duduk depan ruko tempat saya tinggal sembari memperhatikan kendaraan yang melintas. Tujuannya tak lain adalah menghitung jumlah kendaraan berplat BA dari lautan kendaraan berplat BM yang berlalu lalang. Saya akui, baru 3 bulan ini menetap di Pekanbaru. Jauh dari anak, istri, kadang membuat saya rindu keluarga di Padang. Perasaan yang tidak menyenangkan sebenarnya, tapi mesti dijalani. Saat ini hanya bisa pulkam sebulan sekali. Jadi, walau tak bisa pulang, lihat kendaraan berplat BA, rasa rindu cukup terobati (well, sometimes we did stupid thing when missed the love ones, right?) So, mohon dimaklumi. Hehehe.."

Category:

About Kompasianu.blogspot.com:
Kompasianu blog, berisi artikel pilihan dari kompasiana.com. Kami memilih dan menshare artikel artikel menarik yang dapat bermanfaat bagi pembaca. Anda dapat menemukan artikel mengenai teknologi, kesehatan, hiburan, otomotif, lifestyle, politik, wisata dan chit-chat!

0 comments